Perubahan Iklim, Waspada Demam Berdarah Dengue
Perubahan iklim yang kian tampak nyata akhir-akhir ini menyisakan banyak problem. Bukan hanya cuaca yang menjadi kocar kacir tak menentu, petani yang amburadul tanamannya karena cuaca sulit diprediksi, berbagai penyakit pun muncul di saat tak seharusnya.
Biasanya, Demam Berdarah Dengue muncul menjelang musim penghujan, ketika curah hujan mulai intens, saat genangan air berpotensi muncul di mana-mana. Namun kini, dengan adanya perubahan iklim, ketika tidak ada lagi beda nyata antara musim kemarau dan penghujan, ketika musim kemarau bisa tiba-tiba hujan deras berhari-hari. Maka wabah demam berdarah pun bisa muncul kapan saja.
Jadi jangan merasa tenang sudah masuk musim kemarau ga ada demam berdarah. Potensi demam berdarah bisa terjadi kapan saja, karena proses terjadinya bukan merujuk ke musimnya, tapi lebih ke bagaimana si nyamuk mudah berkembang biak.
Eh btw, udah tahu kan ya kalau demam berdarah disebabkan oleh nyamuk?
Yak, nyamuk Aedes Aegypti yang belang-belang hitam putih itu loh, yang hobinya mondar mandir menggigit dan ngiung-ngiung di siang hari.
Nyamuk Aedes Aegypti |
Virus Dengue ini penularannya memang melalui vector si nyamuk Aedes ini. Nyamuk menggigit orang yang sudah terinfeksi virus dengue, lalu ketika nyamuk ini terbang dan berpindah menggigit orang lain, maka orang lain akan tertular, terinfeksi virus dengue. Itu sebabnya jika dalam satu rumah ada yang terkena demam berdarah, yang lain juga bisa berisiko terkena, tidak secara langsung memang, melalui perantara si nyamuk ini.
Itu pula sebabnya, demam berdarah juga bisa menjadi wabah, ketika satu rumah terkena, bukan tidak mungkin satu RT, bahkan satu RW juga terdampak.
Bagaimana sih menandai demam berdarah?
Duh, demam berdarah itu sebenarnya ga beda jauh gejalanya dengan demam biasa, malah kadang sulit dibedakan. Demam tinggi berhari-hari, sakit kepala, nyeri, dsb. (tanda bahaya demam dengue).
Kita patut waspada ketika demam berhari-hari tanpa batpil. Untuk memastikan, ketika demam tidak kunjung turun setelah 3 hari, segera ke dokter, karena pada saat itu lah baru bisa terdeteksi melalui uji lab, apakah demam disebabkan virus dengue, virus Salmonella Typhii, atau penyakit lainnya. So, jangan ditunda-tunda ya.
Penanganan yang terlambat dari demam berdarah ini bisa berakibat pada bocornya berbagai organ tubuh akibat virus.
Satu ciri khas Dengue yang membedakannya dari virus lain adalah munculnya bercak atau ruam kemerahan di kulit akibat pecahnya pembuluh darah. Itu sebab nama penyakitnya adalah Demam Berdarah. Ruam kemerahan ini akan terlihat di bagian bawah kulit. Walau tak semua orang akan mudah melihatnya.
Gejala Infeksi Virus Dengue |
Tanda Bahaya Demam Berdarah Dengue
Satu lagi tanda bahaya dari Demam Berdarah Dengue ini adalah tanda syok pada penderitanya. Jadi, ketika demam berhari-hari, penderitanya bisa tiba-tiba turun suhunya, lemah, tidak nafsu makan, dan lemas seolah tak bertenaga. Kondisi shock pada pasien demam berdarah adalah tanda bahaya, tanda sudah terjadi kebocoran di beberapa organ, harus buru-buru ditangani, jangan sampai terlambat.
So, jangan merasa tenang jika pasien terlihat sudah turun demamnya berarti sudah sehat ya, harus tetap waspada dan siaga, terutama jika pasiennya terlihat lemas dan seolah tidak berdaya. Pada kasus seperti ini yang banyak menyebabkan orang lengah dan lupa treatment utamanya.
Demam berdarah termasuk penyakit yang sulit sekali diprediksi, karena perubahan dari demam tinggi ke shock ini ga mudah terdeteksi. Banyak kasus pasien demam berdarah akhirnya "lewat" karena dokter sendiri sulit memprediksi. Itu sebabnya, pasien demam berdarah kadang sampai bolak balik dicek dan diambil darah, ya demi bisa dilihat kadar trombositnya.
Oh ya, walau sudah pernah terkena demam berdarah, bukan berarti bakal kebal selamanya loh. Karena pada banyak kasus, demam berdarah akan bisa menjangkiti lagi. Contohnya Ringgo Agus Rahman yang pernah terjangkit demam berdarah sampai 2x.
Menurut Ringgo, terkena demam berdarah kedua justru lebih berat. Anaknya Ringgo dan Sabai yang bernama Ben juga sempat terkena demam berdarah waktu masih bayi. Sampai berkali-kali diambil darah dan bikin mamanya, Sabai, menangis.
Ringgo Agus Rahman dan istrinya Sabai |
Pencegahan demam berdarah
Si nyamuk Aedes ini aslinya pemilih sekali lho, dia memang berkembang biaknya di genangan air, tapi senangnya tuh di tempat-tempat penampungan air bersih loh. Jadi, kudu inspeksinya malah di tempat-tempat penampungan yang isinya air bersih atau bening. Bak mandi, toren, tempat penampungan air, atau bahkan tatakan air dispenser!
Siklus hidupnya si nyamuk ini mulai dari bertelur, menetas jadi jentik (bentuknya kayak cacing dan ughet-ughet di air), sampai berubah jadi nyamuk itu ya sekitar 8-9 hari. So, itu sebabnya bak mandi, toren, tempat penampungan air better dibersihkan dan dikuras minimal seminggu sekali, sebelum jentiknya berubah jadi nyamuk.
Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti |
Upaya Pencegahan 3M Plus
Kemenkes dan berbagai lembaga kesehatan selalu menghimbau agar kita melakukan 3M untuk mencegah terjadinya demam berdarah.
Menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan, memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas. Sejak beberapa tahun terakhir, ada tambahan M plus lainnya, seperti memantau jentik nyamuk, memberi bubuk atau larvasida, dan sekarang juga ada M lain, Melakukan vaksinasi. Loh vaksinasi?
Iyes, tahu dong kalau dengan vaksinasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh? Jika kekebalan tubuh meningkat, maka virus akan "kalah" dan kabur dari tubuh*cmiiw.
Sekarang udah ada nih imunisasi yang dapat mencegah terjadinya Demam Berdarah Dengue yang bisa diberikan mulai usia 6-45tahun. Loh, setelah usia 45 tahun seperti saya gimana? Ga bisa dong? Ehhm, bukan ga bisa, tapi penelitiannya belum sampai ke sana. Usia subjek uji cobanya baru sampai rentang usia tersebut, jadi walaupun nantinya terbukti aman, anak usia di bawah 6 tahun, dan dewasa di atas 45 tahun pun bisa mendapatkan vaksinasi ini.
Agus Ringgo yang sudah pernah mengalami 2x dirawat di RS karena terkena demam berdarah pun langsung memutuskan semua keluarga harus ikut vaksin! Agus tak mau ambil resiko terkena Demam Dengue lagi. "Sumpah, ga enak banget, sakiiit, panas, ngilu!"
Nah, teman-teman gimana, ada yang sudah pernah mengalami demam berdarah? Cerita dong.
Mudah-mudahan belum pernah mengalami ya, jangan sampai merasakan ga enaknya terkena demam berdarah seperti yang pernah dialami Agus Ringgo.
Cegah DBD dengan 3M Plus |
C-ANPROM/ID/QDE/0140 | Aug 2023
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, jangan lupa tinggalkan komentar atau pertanyaan ya, biar lebih ikrib ðŸ¤