Mom, Jangan Lakukan Ini Pada si Sulung

Mom, Jangan lakukan ini pada Si Sulung
Mom, Jangan lakukan ini pada Si Sulung

Banyak yang bilang, anak sulung itu jadi semacam ajang belajar orangtua. Orangtua belajar praktek parenting dari anak sulung. Dan sebagai yang pertama, seringkali orangtua suka salah-salah, ya ga sih? 

Mau seberapa matangnya kita mempersiapkan diri jadi orangtua, tetap aja ada salahnya, dan yang hampir selalu jadi korban coba-coba ya si anak pertama, iya apa iya?

Seringkali anak sulung jadi ajang orangtua coba-coba belajar mengasuh yang bermacam ragam itu. Tapi, dari sekian hal yang sering dilakukan orangtua ke anak sulungnya, ada beberapa hal yang saya jadikan catatan, beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan pada si Sulung. Apa saja? Yuk kita bahas


1. Jangan minta kakak selalu mengalah.

Bukan kewajiban si kakak mengalah pada adik. Orangtua yang harus bersikap adil sama anak, kenapa kakak yang harus mengalah sama adik? Kenapa bukan adik yang ngalah sama kakak? Atau kenapa bukan dua-duanya yang ngalah? Gantian ngalah, atau sekalian ga ada yang saling mengalah, semua punya kesempatan yang sama.

Baik kakak atau adik punya kesempatan yang sama, jadi, jangan selalu si kakak yang diminta mengalah ya. Kasihan loh si kakak harus selalu mengalahkan egonya. Lama-lama ia bisa jadi minder dan ga punya percaya diri, ga punya power. Dan kalau si kakak terus menerus diminta mengalah ke adik, si adik loh yang lama-lama jadi punya "kuasa", punya power. 

Si anak ini akan melihat "eit, emak belain gw nih". 

Bukan tidak mungkin si adik akan memanfaatkan posisi "enak" ini untuk terus menerus berada di posisi ini dan berlaku semena-mena. Si adik bisa jadi akan menggunakan senjata "menangis" untuk terus mendapatkan posisi "berkuasa" dan "memanipulasi" orangtua dengan wajah "innocent"nya, sehingga membuat orangtua terus menerus merasa ga tega lantas "terus" dan "terus" meminta kakak mengalah, karena "kasihan" sama si adik yang masih kecil. 

Lah, kasihan sama si adek, emang ga kasihan sama si kakak? Heiii, kasihan kali kakaknya jadi "dikalahkan" terus kepentingannya. Si kakak terus tertindas, si adek lama-lama akan terus menerus menjadi "bos" kecil karena dia belajar dari "situasi", belajar memanipulasi kondisi. So hati-hati ya mom 😁.

Jadi, walau masih kecil, si adek ini bisa "belajar" kalau dia lebih punya power dibanding kakaknya.

So mom, supaya adil dan si adik ga jadi semena-mena, biasakan untuk bersikap adil ya. Kalau si kakak bisa diminta mengalah, sekali waktu adik pun juga harus bisa loh diminta mengalah. Baik adik atau kakak sama-sama bisa diminta mengalah, atau ya ga ada yang kalah-kalahan sekalian 🤣.


2. Kakak tidak wajib kasih contoh.

Jangan paksa kakak buat kasih contoh ke adiknya, itu tugas orangtua, jangan bebankan ke anak!

Ga ada ceritanya kakak harus jadi contoh, tugas utama orangtua lah yang seperti itu, memberikan contoh baik bagi semua anak.

Kalau teryata si kakak ngasih contoh baik berkat good role model dari orangtua, itu bonus. Tapi, bukan kewajiban kakak buat ngasih contoh ke adik, ga ada itu tugas kakak harus kasih contoh ke adik, beban banget hidupnya!

Sudah jelas kog yang punya tigas memberikan contoh itu ya orangtua, jadi jangan pindahkan beban ini ke anak sulung. Anak sulung alias anak pertama ini berhak loh menjadi diri mereka apa adanya, tanpa harus terbebani harus kasih contoh buat adiknya. 


3. Kalau adik nangis, kakak harus selalu disalahkan? No way!

Mom, kasihan banget loh anakmu, beban banget dia jadi kakak kalau tiap adiknya nangis, selalu yang jadi tertuduh si kakak. Lama-lama dia jadi merasa "gw ini anak kandung apa anak tiri?" 

Boro-boro bisa bahagia, membangkitkan rasa percaya dirinya aja bakal susah banget! Karena dia akan selalu merasa minder, mau ngapa-ngapain selalu takut salah. Huhuhu, kasihan kan?


4. Menjadi anak sulung aja udah berat, karena ga punya contoh kakak yang bisa ditiru, mereka berjuang sendiri mencari role model selain orangtuanya, jadi, jangan bebankan semua di pundaknya, mereka ga pernah minta dilahirkan jadi anak sulung!

Kalau boleh milih, saya mau jadi adik aja, atau anak bungsu sekalian, enak! Saya benci jadi anak sulung! Mungkin itu sebabnya saya memilih suami yang jauh lebih tua, supaya ada yang bimbing, bisa tanya-tanya banyak hal, berguru banyak hal, punya role model selain orangtua.

5. Selain jangan kasih beban ngalah, jangan juga anak Sulung dibebankan segala hal yang harusnya jadi tugas orangtua. Seperti saya sebut di atas, menjadi anak sulung aja udah cukup berat buat mereka, karena mereka ga punya contoh "kakak" kan, jadi jangan ditambah-tambahin bebannya.

Maaf ya jika ada yang ga berkenan dengan statement saya di atas, tapi ini adalah curahan hati saya sebagai anak sulung *ehhh. Ada yang mau nambahin?

Komentar

Postingan Populer