Pelajaran Mengganti Tabung Gas?

Pelajaran Mengganti Tabung Gas
Pelajaran Mengganti Tabung Gas (sumber image Sajian Sedap)


"Kak, gasnya abis, tolong gantiin dong, bunda lagi masak belum selesai nih"

"Iya bund, bentar"

Ga lama kakak Faldi turun dan mengganti tabung gas, saya pun bisa melanjutkan memasak makan siang hari itu.

Saya sebenarnya ga sengaja mengetahui kalau si kakak, Faldi, bisa mengganti tabung gas. Waktu lebaran lalu mama cerita kalau Faldi lah yang mengganti tabung gas ketika kami pergi beberapa hari. Mama yang kebetulan pengen masak air, bingung ketika gas habis. Faldi lah yang akhirnya turun tangan mengganti.

Iseng saya tanya

"Kakak bisa ganti gas, lihat dari mana?"

"Kan gampang bund, suka lihat waktu di pondok sama kalau pas anak-anak ngumpul"

Alhamdulillah, manfaat mondok jadi lebih terasa, anak-anak jadi punya lebih banyak life skill.

Btw, urusan mengganti tabung gas ini memang nyaris ga pernah saya lakukan sendiri, pasti memanggil siapa saja yang bisa. Dulu sih selalu mengandalkan suami. Sejak tahu Faldi juga bisa, ya saya juga meminta si kakak yang mengganti.

******

Di lain waktu

"Fer, tolong gantiin gas dong"

"Yah bund, ga bisa"

"Beneran ga bisa Fer?"

"Ga bisa bund"

Akhirnya terpaksa turun tangan sendiri, karena kebetulan sedang tidak ada siapa pun yang bisa dimintai tolong mengganti.

Dua anak lelaki ini, Faldi & Ferdi, walau lulus dari pondok yang sama, tapi penyerapan ilmu dan interestnya berbeda, ada beberapa life skill dikuasai yang satu, tapi tidak dikuasai yang lain, ada yang tidak dikuasai yang satu, tapi dikuasai yang lain, karena interest mereka berbeda, jadi life skill-nya ga sama.

Suatu kali, saat suami saya mintai tolong untuk mengganti tabung gas, Ferdi saya suruh standbye di dekat ayahnya.

"Ferdi jangan ke mana-mana, perhatiin ayah pas ganti tabung gas"

Masalah mengganti tabung gas, ga cuma sekedar urusan colok, tes kompor nyala, beres. Kadang ada beberapa masalah yang menyebabkan gas bocor, aliran gas ga sempurna sampai ke kompor, dsb. 

Ketika regulator udah dicolok, udah dikunci, kompor tetep ga nyala misalnya. Harus diutak atik dulu, kadang karet gasnya yang ga pas, harus gonta ganti karet gas sampai menemukan yang tepat. Kalau ternyata karet gas udah diganti tapi aliran gas tetap ga mengalir, kompor ga bisa menyala, harus dicek lagi, apa yang bisa dilakukan agar aliran gas masuk dengan sempurna, ga bocor, sehingga bisa membuat api kompor menyala.

Kadang regulatornya yang udah kurang bagus, harus diganjal, selangnya ada sumbatan, dsb. Segala cara harus dicoba sampai si kompor bisa menghasilkan api dan masak lagi. 

Masalah-masalah yang dihadapi selama penggantian tabung gas ini lah yang saya minta Ferdi pelajari dari ayahnya.

Saya minta dia memperhatikan saat penggantian tabung gas, mengutak atik regulator jika ada masalah dalam pengaliran gas ke kompor, dsb, supaya kelak mampu melakukan sendiri, ga cuma mengandalkan ayah atau kakak. 

"Tuh Fer, kenapa bunda suruh Ferdi perhatiin ayah, supaya besok-besok kalau bunda minta tolong, bisa langsung diganti tabung gasnya, ga nunggu ayah"

Celetuk si ayah sambil senyam senyum.

Sometimes saya memang ga mau ganti tabung gas sendiri, hampir selalu menunggu suami. Pernah seharian tabung gas ga diganti gara-gara ga ada orang di rumah yang bisa dimintai tolong. Coba ganti sendiri gagal terus. Lah, ga bisa masak dong? Ya beli 🤣 *haisssh

Kenapa memilih minta tolong suami atau anak-anak yang mengganti?

Bukannya ga mau ngerjain sendiri, tapi saya memang sengaja memberikan ruang kepada para lelaki di rumah, agar tetap merasa dibutuhkan 😁. 

Ya, sekaligus memberi kesempatan pada anak-anak untuk belajar turun tangan membantu urusan dapur. Supaya kelak ketika harus merantau, mampu mengatasi sendiri. Pun ketika berumah tangga, udah ga canggung lagi membantu istri.

Loh loh kog jauh banget mikirnya? Ya ga jauh juga dong, namanya ketrampilan hidup kan memang kemampuan basic yang perlu dipelajari buat survival toh? *cmiiw

Pemikiran ini memang baru-baru aja diterapkan. Maklum, duo anak lanang sudah melalui masa remaja akhir, masuk dewasa awal, jadi ya harus bisa basic-basic life skill. Waktu mereka kecil juga ga tahu apa-apa 🤣.

Nah yang lucu Falda, secara ga sengaja ternyata bisa ganti tabung gas juga. Kebetulan waktu itu lagi kebingungan mau ganti, tapi di rumah ga ada satu pun yang bisa dimintai bantuan. Mau nunggu suami, kog ya masakan udah terlanjur setengah matang. Terpaksa lah utak atik sendiri. 

Ga lama Falda nongol dan langsung turun tangan, mulai gonta ganti karet tabung, sampai ganjel regulator! Mencoba berbagai metode sampai akhirnya berhasil membuat gas mengalir dan membuat api kompor menyala, yeay 💪🏻👏

Saya tanya "kog bisa Fal?"

"Kan sering bantuin dan liat ayah ganti tabung gas"

Ya, selama ini kalau ayahnya sedang ganti tabung gas, Falda memang sering kebagian jadi helper 🤣.

"Tolong ambilin gunting Fal"

"Tolong ambilin karet gas (yang lain) Fal"

"Tolong ambilin garpu Fal"

"Tolong ambilin kawat Fal"

"Tolong ambilin tang Fal"

Rupanya, karena sering mengamati ayahnya melakukan berbagai cara agar si regulator mampu mengalirkan gas ke dalam selang kompor, membuat Falda mempelajari problem solving-nya. 

Terlihat sederhana, cuma ganti tabung gas doang. Tapi bagaimana mengatasi masalah yang muncul saat gas tidak bisa langsung mengalir, ini yang perlu dipelajari, karena ilmu praktikal semacam ini ga ada di sekolah. Tapi dibutuhkan dan sangat terpakai dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak ga akan punya kesempatan mencoba kalau ga dikasih ruang untuk praktek 😁.

Komentar

  1. dua anak memang tak akan sama, ya bu. tapi saya yakin, setiap mereka pasti memiliki kelebihannya masing-masing.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, jangan lupa tinggalkan komentar atau pertanyaan ya, biar lebih ikrib 🤭

Postingan Populer