Gaya Belajar Anak

Terinspirasi obrolan di grup tentang gaya belajar anak, jadi pengen bahas.



Tiap anak, pasti punya gaya belajarnya masing-masing.

Nah, masalahnya, di mindset kebanyakan orangtua, dan sudah tertanam sejak jaman baheula, bahwa yang namanya "belajar" itu adalah...

Hayo ngaku, siapa yang mindsetnya menganut paham, "belajar" itu kudu baca buku?

Padahal, kalo mengacu beberapa ahli Psikologi yang mengelompokkan gaya belajar, ada 3 klasifikasi besar yang sering digunakan untuk mengelompokkan gaya belajar seseorang.

Saya sebenarnya bukan tipe yang suka mengelompok-ngelompokkan anak. Karena pada dasarnya gaya belajar tiap individu itu unik, ga bisa sebenarnya cuma diklasifikasikan menjadi 3 aja. Tapi ga papa lah ya, kita bahas aja 3 gaya belajar ini 

Gaya belajar Auditory

Ini gaya belajar yang mengandalkan pendengaran. Anak yang gaya belajarnya begini, lebih mudah masuk kalau mendengarkan penjelasan guru. Jadi materi masuk dan terekam dalam otak melalui telinganya. 

Mau anaknya tiduran atau merem, asal masih bisa menangkap dengan jelas ucapan dari gurunya, maka dia akan tetap bisa "belajar", materi akan tetap bisa terekam dan diolah di otaknya.

Suami saya contoh anak yang dulu gaya belajarnya adalah auditory. Jarang masuk sekolah, sekali masuk cuma pinjem catatan temen, dia bacain catetan itu, direkam di kaset (kaseeet, jadul banget kan 🤣), trus pas mau "belajar", kaset itu akan diputar berulang-ulang. Jadi, ketimbang buku, dia lebih butuh ear phone buat belajar.

Suami saya memang musisi, ga heran pendengarannya sangat sensitif dan mampu menangkap hal sekecil apa pun. Belajar autodidak lewat radio bisa ditangkapnya, while saya butuh berkali-kali dengerin baru mudeng, itu pun kadang harus cari dan baca dulu tulisannya 🤣. 

Anak yang punya gaya belajar ini mungkin akan terlihat kayak cuek ga mau baca, bahkan mungkin ada yang sambil tidur-tiduran, tapi pendengarannya awas banget, mendengarkan dan berusaha menangkap dengan seksama. Ketika ditanya dan disuruh mengulang, bisa jadi ybs malah paling sigap dan bisa dengan cepat menjelaskan.

So, buat ibuk-ibuk yang sedang galau sama gaya belajar anaknya, coba diperhatikan lagi ya. Tiap anak unik, jangan bandingkan gaya belajarnya dengan anak lain atau saudaranya sendiri.

Gaya Belajar Visual

Nah, anak dengan gaya belajar visual ini lah yang sebenarnya umum banyak dikenal orang tua sebagai "belajar". Baca buku, text book, dsb. 

Anak dengan gaya belajar visual ini memang ketergantungan sama pandangan visual. Jadi memang gaya belajarnya ya harus baca, lihat hurufnya, lihat bentuk teksnya, ingat bentuk visualnya, merekam bentuk visual huruf, dsb.

Anak dengan gaya belajar visual akan sangat berbeda dengan anak yang belajar dengan auditory. Anak-anak dengan gaya belajar visual ini kudu liat guru menulis, kudu lihat guru/dosen presentasi. Buat mengulang ingatan atau merekam tangkapan visual, ada beberapa anak yang akan mencatat dan menuliskan apa yang terekam dalam ingatannya, menulis ulang dan mengingat visual tulisan tsb.

Saya termasuk anak yang gaya belajarnya visual. Harus liat sendiri, baca sendiri, menangkap dan merekam sendiri apa yang tertulis.

Anak dengan gaya belajar visual juga umumnya akan lebih mudah belajar dengan tampilan-tampilan visual, macam infografis.

Gaya Belajar Kinestetik

Anak dengan gaya belajar yang satu ini akan sangat berbeda dengan dua gaya belajar sebelumnya. Kalau dua gaya belajar lainnya melibatkan salah satu panca indera yang dominan, kalau gaya kinestetik ini bisa dibilang melibatkan semua indera *cmiiw.

Anak dengan gaya belajar ini belajar dengan cara bergerak, ga bisa diam, jumpalitan, dsb. Mereka umumnya belajar dengan cara "praktek", bereksperimen, uji coba, membuat sesuatu, berkarya. Pokoknya "belajar"nya ga bisa diem, harus ada yang dilakukan. 

Misalnya mau belajar tentang gunung, anak kinestetik mungkin akan menggambar gunung, membuat maket gunung atau mengolah apapun dan dibentuk jadi gunung. 

Si anak akan merekam apa yang ditangkapnya, mempraktekkan apa yang terekam diotaknya kemudian dipraktekkan. Dengan membuat atau melakukan sesuatu, si anak akan lebih mudah belajar.

Ada juga anak dari tipe ini akan membuat gambar-gambar atau simbol-simbol tertentu, buat mind mapping, dsb.

Anak-anak tipe ini nih biasanya akan senang dan ga keberatan jika diminta buat presentasi apa materi yang dipahaminya. Coba aja anaknya disuruh ndongeng, menceritakan ulang, atau presentasi materi, pasti seneng. Karena semakin banyak membuat sesuatu, semakin banyak yang bisa ia pelajari, semakin banyak yang ia rekam.

So, kakak-kakak, adik-adik, oom, tante, kalau ada yang anaknya punya gaya belajar yang berbeda dengan saudara-saudaranya, jangan dipaksa atau dituntut sama dengan yang lain ya. Biarkan ia belajar dengan cara alamiah yang membuatnya nyaman menyerap ilmu dari sekelilingnya. 

Tiap individu punya indera dominan yang berbeda, jadi tidak bisa dipaksa sama. Kita sebagai orang tua yang perlu belajar memahami perbedaan karakter tiap anak. Pahami, amati, selami, dan terima perbedaan itu.

Semangat buibu, tetap bersamai anak-anak walau gaya belajarnya beda yaa 💪🏻💪🏻

Komentar

Postingan Populer