Membangun Tradisi Ramadhan Keluarga

Yuhuu, sudah memasuki bulan suci Ramadhan yaa. Disadari atau tidak, rasanya tiap keluarga pasti punya ritual tersendiri selama Ramadhan. Entah kenapa, rasanya tiap keluarga seperti punya tradisi Ramadhan dan seperti membangun Tradisi Ramadhan Keluarga.

Misalnya nih, ada keluarga yang biasa sahur jam 3, while keluarga kami baru sahur jam 4an, sekitar 30-45 menit sebelum subuh.

Ada keluarga yang harus sahur dengan nasi, while ada juga keluarga yang cukup sahur dengan buah, jus buah. Ada yang harus sahur lengkap dengan nasi dan lauk pauk, while ada yang cukup dengan oatmeal atau roti saja.

Ada keluarga yang biasa berbuka langsung dengan es dan segala turunannya, while ada keluarga lain harus berbuka dengan minuman hangat, minimal teh manis hangat.

Ada keluarga yang ngabuburitnya sambil keliling cari jajanan buat berbuka, while ada yang mengisi waktu berbuka dengan mengaji atau mendengarkan ceramah agama.

Ada yang anak-anaknya dapat hadiah uang sekian-sekian sebagai iming-iming atau hadiah puasa, while ada juga yang tidak memberikan hadiah apa-apa.

Ada yang jauh-jauh hari sudah sibuk menyiapkan baju lebaran, while ada juga yang ga pernah beli baju lebaran 

Well, mau tradisi Ramadhan yang mana pun, rasanya tiap keluarga akan selalu punya tradisi keluarga sendiri yang akan selalu diingat anak-anaknya, kelak menjadi ritual yang berulang tiap tahun dengan pola yang hampir sama. 

Tradisi ini pula yang nantinya akan diingat si anak ketika merantau atau berkeluarga. Bisa jadi anak-anak meneruskan tradisi yang sama, atau malah membangun tradisi Ramadhan keluarga sendiri.

Nah, salah satu ritual yang secara ga sengaja dibangun suami, yang baru saya sadari, jadi tradisi Ramadhan di keluarga kami adalah menyiapkan makanan berbuka untuk yang sedang berpuasa.

Dulu, waktu anak-anak masih kecil-kecil dan kami sedang mengenalkan puasa Ramadhan ke anak-anak, cara mudah yang suami lakukan biar anak-anak ga bosan menunggu berbuka adalah mengajak mereka jalan-jalan, ngabuburit, sekalian membeli makanan buka khusus. 

Walau pun saya kadang sudah menyiapkan makanan khusus berbuka, entah kenapa, setiap jam 3-4 sore, suami pasti mengajak anak-anak berkeliling dengan motor sambil melihat-lihat ramainya suasana bazaar Ramadhan, atau orang-orang yang menjajakan aneka hidangan untuk berbuka puasa. 

Walaupun akhirnya tidak beli apa-apa, atau hanya membeli sedikit, tapi anak-anak selalu senang dan excited diajak jalan ayahnya tiap sore menjelang berbuka. Anak-anak yang tadinya terlihat mulai lesu ketika siang menjelang sore, serasa punya tenaga baru untuk menyelesaikan puasa hingga maghrib. 




Mungkin juga anak-anak excited sudah diajak jalan-jalan. Mungkin juga karena anak-anak membayangkan nikmatnya menyantap hidangan berbuka yang tidak boleh disentuh dan disantap sebelum waktunya tiba, akan diserbu bersama-sama saat azan maghrib mulai berkumandang.

Kini setelah anak-anak beranjak remaja dan dewasa, apakah tradisi ini masih berlaku? Kalau dulu kan karena anak-anak masih kecil-kecil, agar mereka menjalani puasa dengan sukacita tanpa merasa terpaksa, apalagi beban. Ternyata, karena sudah menjadi kebiasaan sejak kecil ya. Setiap bulan Ramadhan, suami memang akan selalu mengajak anak-anak ngabuburit, jalan-jalan sambil menunggu waktu berbuka.

Kalau pun sedang hujan atau sedang tidak ingin jalan karena sesuatu hal, biasanya anak-anak dan suami menghabiskan waktunya dengan bermain games bersama, entah ular tangga, monopoli, atau kartu remi.

Nah, bagaimana dengan tradisi Ramadhan di keluarga teman-teman? Apakah kalian mempunyai tradisi Ramadhan keluarga? Atau masih proses membangun tradisi Ramadhan keluarga?

Komentar

Postingan Populer