Menjadi Pendengar Yang Baik Bagi Anak

Satu hal yang bisa jadi bagian penting dari parenting adalah bagaimana orangtua harus mau dan punya kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik bagi anak. Ketrampilan ini keliatannya sederhana. Apa sih susahnya cuma jadi pendengar?

Eits, jangan salah saudara-saudara. Walau istilahnya, menjadi pendengar yang baik, tugasnya bukan cuma "sekedar" jadi pendengar lho buund 😂.



Pendengar yang baik itu ga cuma mendengarkan aja lho ya, tapi yang utama mau mendengarkan dengan sepenuh hati, contact mata eyes to eyes, mencerna apa yang didengarkan, tidak melakukan interupsi, tidak sok tahu atau memotong cerita, ngga curhat baikk, dsb. Ketika diminta menanggapi, yang mendengarkan ga cuma bengong, tapi bisa memberikan tanggapan yang sesuai konteks, ga cuma sekedar ho-oh ho-oh aja tapi ga ngerti apa yang dibicarakan. 

Keliatannya gampang ya, ah cuma dengerin ini, padahal untuk menjadi pendengar yang baik, orangtua juga harus mau mencerna apa yang didengarkan dari anaknya, jadi ga cuma numpang lewat.

Anak yang didengarkan sepenuh hati, akan merasa sangat dihargai dan merasa diterima sepenuhnya. Apalagi kalau orangtua juga mampu menjadi teman diskusi yang asyik dan menyenangkan, anak-anak ga akan mencari-cari orang lain untuk curhat atau berbagi cerita, ada orangtua yang siap sedia mendengarkan ceritanya kapan aja di mana aja.

Kalau sudah terjalin relasi yang enak dan nyaman gini, anak-anak akan merasa rumahnya adalah segala-galanya, tempat paling nyaman baginya buat menjadi dirinya dan mengembangkan kemampuannya.

Komentar

Postingan Populer