Basic Etika & Etiket Dalam Berbisnis

Kita ini hidup dalam lingkungan sosial dan tidak akan bisa lepas dari norma-norma sosial. 

Mau ke ujung berung belahan dunia mana pun, akan selalu ada norma-norma yang berlaku, mengikat, dan mengatur cara kita bersikap dan berperilaku.

Percaya atau tidak, mau di dunia profesional sekalipun, skill mumpuni aja tidak cukup sodara-sodara!

Jika kamu pintar, berbakat, jago mengerjakan sesuatu, tapi sombong, angkuh, ga menghargai orang, kemungkinan kamu dikick akan lebih besar dibanding orang yang skillnya biasa aja tapi ramah, ga rewel, baik sama rekan kerja dan mudah diarahkan.

Dalam salah satu risetnya, Harvard University, salah satu universitas belen asal UK menemukan fakta bahwa 85% faktor yang membuat seseorang berhasil ya Social Skill, sementara technical skill hanya memegang peranan 15%.

Jadi makin percaya kan kalau "attitude" is number one. Saya selalu ingat wejangan yang sering diulang-ulang oleh teh Ani Berta, founder komunitas Indonesian Social Blogpreneur, ISB. Teh Ani sering mengingatkan kami, untuk selalu menjaga attitude kapan pun di mana pun, menjaga etika dan etiket dalam pergaulan, etika dan etiket sebagai blogger. Kadang terkesan cerewet, tapi wejangan-wejangan ini lah yang selalu mengingatkan kami untuk selalu berjalan sesuai koridor, ga melenceng.

Salah satu ilmu berharga pun kami dapatkan pada Kamis 16 Mei 2024 lalu. ISB berhasil menghadirkan pak Rudi Hilman dari Lembaga Pengembangan Kepribadian (Personal Development) Duta Bangsa. 

Zoom Etika & Etiket Dalam Berbisnis


Walau ilmu yang didapatkan terkesan simple, tapi hal-hal kecil gini juga penting dan berpengaruh terhadap impresi orang terhadap kita.

Misalnya, bagaimana cara berjabat tangan, bagaimana cara memberikan kartu nama, bagaimana cara memulai percakapan, apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika memulai percakapan.

Hal-hal kecil semacam memulai percakapan, kalau kurang bisa melakukannya, salah-salah malah bikin klien ilfill dan kabur 😂.

Small Talk


Menurut Pak Rudi, paling aman kita bisa mulai percakapan ya dari hal-hal umum yang terjadi di sekeliling kita, entah kondisi cuaca, hobi, kondisi lalu lintas, dsb. Jangan sekali-kali memancing atau memulai pembicaraan dengan hal-hal sensitif yamg bikin orang "ngamuk", misalnya bahas usia atau berat badan, wah salah-salah kalau kliennya sensitif, bisa dikick, dicoret dari daftar pelanggan.

Btw, daritadi ngomongin etika dan etiket, pada tahu ga sih, apa bedanya? Kalau lihat contoh etika dan etiket berikut ini, apa yang bisa teman-teman tangkap esensinya?

Etika vs etiket


Jadi begini, etika adalah norma normatif yang berlaku umum di mana pun, kapan pun. Norma umum yang mengikat kita dalam berperilaku, baik dalam dunia bisnis maupun dalam dunia kerja. Sementara etiket, norma yang berlalu dan mengikat, tapi sifatnya lebih lokal, tidak selalu berlaku sama di semua wilayah *cmiiw.

Contoh cara berjabat tangan berikut. 

Tata Cara Berjabat tangan


Normalnya, ketika berjabat tangan, hendak lah menunjukkan kesungguhan, berikan penekanan dan genggaman yang gentle, bukan yang asal nempel. 

Kalau ternyata di budaya atau komunitas tertentu ada yang tidak berkenan berjabat tangan karena budaya atau keyakinan tertentu, ybs bisa langsung memberikan sedekap di dada sambil sedikit merunduk (tanda penolakan sekaligus permintaan maaf tidak bisa berjabat tangan), sebelum klien/partner mengulurkan tangan.

Lantas bagaimana etika/etiket dalam pembahasan bisnis? 

Silahkan disimak info ini 😀


Intinya, dalam pembahasan bisnis ga boleh egois, ngomongin diri sendiri terus, apalagi mendominasi percakapan, big no ini sih, bikin males 😂. Kita harus peka dan mau mendengarkan apa yang dibicarakan orang lain, bisa memberikan solusi yang sama-sama enak baik di pihak klien, maupun di pihak kita. 
Bisa meringkas pembicaraan dan membuat pembahasan yang simple dan langsung ke pokok masalah, ga bertele-tele. 

Basa-basinya cukup di awal aja saat small talks, sebagai bridging atau pengantar menuju ke percakapan bisnis yang sesungguhnya, kalau dah masuk ke business talks sih udah ga perlu basa basi lagi, buat semuanya simple supaya lebih mudah dipahami.

So, gimana teman-teman, sudah punya bayangan sedikit bagaimana beretika & etiket dalam berbisnis? 

Menurut Pak Rudi, penting banget membekali karyawan dengan pengetahuan etika dan etiket bisnis ini kalau mau bisnisnya bertahan lama dan banyak mendapatkan klien. Ini kalau denger ceritanya pak Rudi yang memilih beli hp di toko yang pegawainya sangat ramah dan memberikan penjelasan ini itu tentang fitur hpnya, while di toko lain ada yang jual hp sejenis lebih murah tapi pegawainya jutek minta ampun dan ga kasih penjelasan apa-apa 😂.

So, kalau teman-teman merasa mempelajari etika dan etiket dalam berbisnis itu penting, ikut deh pelatihannya. Apa yang saya sampai kan di atas baru basic dan kulit luarnya, kalau mau lebih dalam, ya ikut langsung, supaya bisa dengar dan lihat sendiri, pun bisa bertanya sepuasnya. Teman-teman bisa meluncur langsung ke webnya duta bangsa buat mengulik lebih jauh Personality Development. Bisa juga cek IGnya @duta_bangsa, ada beberapa tips menarik yang bisa disimak tentang pengembangan kepribadian dan skill, seperti tips interview kerja.

Komentar

Postingan Populer