Menguatkan Keuangan Mikro Pedesaan
Pernah dengar istilah peer to peer landing? Mungkin istilah ini tidak terlalu familiar bagi sebagian masyarakat dibanding istilah Fintech?
Kalau mendengar istilah Fintech, mungkin banyak yang alergi? Padahal, ga semua negatif seperti yang banyak orang yakini karena dianggap merepotkan, mencekik leher, hingga mengganggu. Jika digunakan dengan tepat, bisa jadi sarana penguatan perekonomian mikro di pedesaan.
Percaya ga kalau penggagas, alias founder dari salah satu Fintech yang eksis sampai kini berawal dari koperasi di sebuah Desa nun di Kabupaten Bogor sana?
Adalah Andi Taufan Garuda Putera, founder dan CEO Amartha, peer to peer landing yang cukup eksis hingga kini. Penerima berbagai penghargaan termasuk penerima SATU Indonesia Award Astra tahun 2011 yang juga pernah ditunjuk sebagai salah satu staf khusus Presiden Jokowi pada tahun 2019 ini memulai ide usahanya dari sebuah desa di Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, ga jauh dari Jakarta.
Andi Taufan Garuda Putera |
Andi Taufan lahir di Jakarta, 24 Januari 1987. Lulusan S1 Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) dan penerima LPDP S2 Administrasi Publik Harvard Kennedy School. Andi sempat menjadi konsultan bisnis di IBM Global Business Services hingga 2009.
Prihatin Kesenjangan Ekonomi Desa
Berawal dari keprihatinan akan kesenjangan sosial ekonomi masyarakat di pedesaan. Ceritanya Andi bertemu seorang ibu di desa Ciseeng, Kabupaten Bogor. Ibu ini bercerita tentang warung kecilnya yang hampir tutup karena uang untuk modal terpakai untuk biaya pengobatan anak. Lalu Andi pun memberikan pinjaman sebesar 500 ribu rupiah agar si Ibu bisa kembali membuka warung.
Sejak itu, Andi pun memutuskan Desa Ciseeng, Kabupaten Bogor, menjadi awal mula Amartha melayani sekitar lima peminjam pada tahun 2010. Hal ini karena mayoritas penduduk Desa tidak memiliki akses layanan ke perbankan.
Setelah melakukan riset, , Amartha Microfinance pun resmi didirikan pada April 2010 dengan modal awal 10 juta rupiah. Dengan mendirikan koperasi Amartha Microfinance, lembaga keuangan mikro, mampu mendorong ekonomi akar rumput.
Andi Taufan dan masyarakat binaannya |
Pemberdayaan Perempuan
Koperasi ini hadir dengan harapan pengusaha kecil tak perlu kesulitan menambah modal. Ibu-ibu pun memiliki aktivitas lain tak hanya mengasuh anak, tapi juga menambah penghasilan keluarga. Tujuan utamanya memang meningkatkan ekonomi, keuangan mikro masyarakat pedesaan.
Sejak itu Amartha dikenal masyarakat Desa Ciseeng. Padahal saat itu Amartha belum punya tim marketing, tapi infonya menyebar dari mulut ke mulut.
Andi Taufan sangat memahami pentingnya pemberdayaan di tingkat akar rumput. Ia melihat potensi besar yang belum tergali di komunitas-komunitas kecil dan berusaha untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, khususnya di pedesaan.
Dengan pendekatan yang inklusif dan fokus pada pemberdayaan perempuan, Andi Taufan yakin akan berhasil menciptakan dampak positif yang signifikan, memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Fokus Peningkatan Perekonomian Pedesaan
Tantangan dalam penyaluran modal yang belum merata di luar pulau Jawa karena kondisi geografis Indonesia.. Melalui teknologi digital, Amartha muncul sebagai penyedia layanan keuangan digital inklusif.
Bagi Andi Taufan, teknologi bukan hanya alat, tetapi juga solusi yang dapat menjawab tantangan sosial dan ekonomi di masyarakat akar rumput. Ia percaya bahwa dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, kita dapat menciptakan peluang yang lebih luas dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Hal ini akhirnya membuat Amartha berubah dari microfinance menjadi peer to peer lending, penyedia jasa teknologi keuangan, sejak tahun 2015. Pada tahun yang sama Amartha membuktikan bahwa bisnis model dan potensi konsumen yang dilayani begitu besar, hingga berhasil menggaet investor pertama, BeeNext Singapura.
Ternyata dengan model bisnis baru ini mereka mampu menyalurkan dana lebih banyak. Hingga medio 2024, berhasil menyalurkan lebih dari Rp 22 Triliun kepada 2,5 juta pelaku UMKM akar rumput di Indonesia. Ini pula yang membuatnya menjadi salah satu fintech yang diperhitungkan, bersaing dengan fintech peer to peer lending lain di Indonesia.
Fokus menciptakan dampak, Andi Taufan menggabungkan semangat kewirausahaan dengan tujuan sosial.
Andi Taufan percaya bisnis dapat menjadi kekuatan untuk kebaikan dan mampu menciptakan perubahan yang nyata di masyarakat. Melalui Amartha, ia tidak hanya menciptakan peluang bisnis bagi para pengusaha mikro,, tetapi juga membangun ekosistem yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutannya.
Inovasi yang berkelanjutan adalah kunci dalam setiap langkah yang diambil Andi Taufan sebagai Founder & CEO Amartha.
Menurut Andi Taufan, sebuah bisnis yang inovatif harus dapat mengatasi masalah, baik sosial maupun ekonomi. Dari penciptaan produk keuangan mikro yang inovatif hingga kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong bisnis berkelanjutan,
Andi Taufan menjelaskan, Amartha memiliki keyakinan besar jika teknologi keuangan dapat memajukan ekonomi di desa.
Yas, jika sebuah teknologi digunakan dengan bijak untuk kebaikan masyarakat,memajukan perekonomian, maka hasilnya tentu akan berdampak baik juga, right?
So, sosok seperti Andi Taufan ini bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berbuat baik, menginspirasi. Bahwa misi sosial pun bisa dilakukan sejalan dengan pengembangan bisnis.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, jangan lupa tinggalkan komentar atau pertanyaan ya, biar lebih ikrib ðŸ¤