Waspada Cacar Api (Herpes Zoster)

Guys, pernah ngalamin cacar air? 

Rasanya kita-kita pernah mengalami cacar air minimal sekali waktu kecil kan? Saya baru tahu ternyata virus cacar air yang pernah menghampiri tubuh kita itu bisa reaktivasi lagi suatu saat menjadi yang kita kenal sebagai cacar api atau cacar ular. Loh gimana-gimana?

Cacar Api (Herpes Zoster)
Cacar Api (Herpes Zoster)


Ini menjawab tanda tanya di kepala saya, ketika pada sekitar tahun 2004 suami terkena cacar api atau Herpes Zoster. Rupanya Cacar Api disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella-Zoster (VZV), virus yang sama yang juga menyebabkan Cacar Air. Setelah seseorang sembuh dari Cacar Air, virus tersebut menjadi dorman dalam saraf tubuh dan dapat ter-reaktivasi kembali menjadi Cacar Api di kemudian hari.⁶

Oh ya, FYI, sekitar 9 dari 10* individu dewasa berusia di atas 50 tahun sudah memiliki virus yang menyebabkan Cacar Api.⁷ Akibatnya 1 dari 3 orang** individu dewasa berisiko terkena Cacar Api selama hidupnya.⁶ 


Waspada Cacar Api

Cacar Api umumnya muncul sebagai ruam menyakitkan dan gatal pada satu sisi tubuh atau wajah dan ruam tersebut dapat sembuh dalam jangka waktu 2 sampai 4 minggu.⁸ Dulu suami terkena ruamnya di setengah bagian dada depan.

Menurut Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM - Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) pada konferensi pers Dan peluncuran White Paper di Aroem Resto & Cafe pada 20 Maret 2025, salah satu komplikasi yang timbul akibat cacar api ini dan paling banyak dikeluhkan adalah munculnya NPH (Nyeri Pascaherpes). 

NPH muncul pada lokasi ruam Cacar Api dan rasa nyeri dapat berlangsung berbulan- bulan hingga bertahun-tahun setelah ruam Cacar Api sembuh. Ini yang dulu dialami suami, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun setelah sembuh dari cacar api, suami masih sering mengalami nyeri hebat di area sekitar ruam. "Kamu belum pernah ngalamin sih, kalau bisa sih jangan, rasanya sakit, nyeri sampai ke tulang!". Saking nyerinya, ada beberapa pasien Dr. Sukamto sampai pengen disuntik euthanasia aja karena putus asa dengan rasa nyerinya.

Sekitar 10%-18% orang dengan Cacar Api akan mengalami NPH dan pasien Cacar Api yang sudah lanjut usia lebih berisiko untuk mengalami NPH yang lebih menyakitkan daripada pasien Cacar Api yang berusia lebih muda.⁸ 

Menurut Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Subsp. Ven., FINSDV, FAADV - Sekretaris Kelompok Studi Herpes Indonesia (KSHI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), beberapa pasien yang mengalami cacar api di wajah mengalami beberapa komplikasi, dan ini yang perlu diwaspadai.

dr. Hanny Nilasari memaparkan Nyeri Post Herpes
dr. Hany Nilasari memaparkan Nyeri Post Herpes


Selain NPH, Cacar Api yang muncul pada area wajah dapat berdampak pada mata dan mengakibatkan gangguan penglihatan. 

Pada kasus langka, Cacar Api dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi paru (pneumonia), gangguan pendengaran, radang otak (encephalitis), dan bahkan kematian.⁸ Cacar Api dan komplikasinya telah terbukti berdampak buruk pada kualitas hidup pasien dan kehidupan sehari-hari. 

Beberapa pasien, terutama yang berusia lebih tua, kehilangan kemandirian mereka dan membutuhkan bantuan dari keluarga atau pengasuh berbayar. Terdapat penurunan kualitas aktivitas pasien yang signifikan khususnya pada aktivitas sosial dan tidur.¹⁰

Terdapat beberapa faktor risiko dari penyakit Cacar Api dan salah satunya adalah penurunan sistem kekebalan tubuh akibat bertambahnya usia. Akibatnya, risiko seseorang untuk terkena penyakit Cacar Api dan komplikasinya, seperti rawat inap, meningkat pada individu berusia di atas 50 tahun. Selain itu, individu dengan penyakit penyerta atau komorbid juga menjadi kelompok yang berisiko untuk terkena Cacar Api.⁶,¹¹


Mencegah Cacar Api

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh individu untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah penyakit Cacar Api. 

Untuk mencegah Cacar Api, kita dapat melindungi diri dengan mengurangi stres dan memastikan untuk mengadopsi gaya hidup yang sehat.¹² 

Cacar Api juga bisa dicegah dengan vaksinasi. Jadwal Imunisasi Dewasa yang direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI sudah diperbarui dengan menambahkan vaksin Herpes Zoster. 

Orang dewasa berusia ≥50 tahun dan individu ≥18 tahun dengan kondisi imunokompromais seperti pasien yang sedang menerima kemoterapi, steroid dosis tinggi, imunodefisiensi; dengan atau tanpa episode Herpes Zoster sebelumnya, dapat menerima vaksin Herpes Zoster.¹⁴ 

Teman-teman juga bisa lihat Jadwal Imunisasi Dewasa 2024 melalui website www.satgasimunisasipapdi.com.


Peluncuran White Paper Vaksinasi Dewasa & Lansia

Tahu ngga, imunisasi dewasa di Indonesia itu masih rendah banget. Cakupannya bahkan ga sampai 1% dari 1000 penduduk. Rendah banget kan. Berdasarkan data bulan Maret 2025, cakupan imunisasi dewasa di Indonesia saat ini hanya 0,5 per 1.000 populasi.¹ Padahal, ada empat belas penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi pada orang dewasa, salah satunya Herpes Zoster ⁵ atau biasa dikenal Cacar Api.

Saat ini, ketersediaan data mengenai Cacar Api di Indonesia masih sangat terbatas. Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, selaku Konsultan Senior Ekonomi Kesehatan, Kalta Bina Insani (KBI) Consulting & Training, menyampaikan “Untuk memenuhi kebutuhan data penyakit Cacar Api sekaligus membantu pemerintah dalam meningkatkan dan memperluas akses cakupan imunisasi dewasa di Indonesia, KBI telah melakukan kajian yang berfokus pada pentingnya imunisasi orang dewasa dan lansia sebagai upaya pencegahan penyakit seperti Cacar Api. Metode kajian meliputi tinjauan literatur (literature review), analisis data sekunder penyakit Herpes Zoster berdasarkan data klaim BPJS Kesehatan dari tahun 2015 s/d 2022, wawancara mendalam, dan Focus Group Disscussion (FGD) dengan Pemerintah Pusat/Lembaga terkait dan asosiasi medis.²"

Luaran dari kajian tersebut berupa White Paper yang dapat digunakan oleh pemangku kepentingan, khususnya pembuat kebijakan, sebagai rekomendasi untuk implementasi program imunisasi dewasa yang strategis untuk lansia yang sehat dan produktif. 

Di dalam White Paper ini, disampaikan bahwa Herpes Zoster yang merupakan reaktivasi dari virus Varicella Zoster atau virus yang menyebabkan Varicella (cacar air) termasuk dalam 144 penyakit yang harus di selesaikan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan hasil analisis sampel 1% Data Klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menunjukkan bahwa 28 dari 10.000 peserta JKN diantaranya terdiagnosis Herpes Zoster di FKTP selama tahun 2015-2022.²


Penyerahan Luaran White Paper Kajian Vaksin Dewasa
Penyerahan Luaran White Paper Kajian Vaksin Dewasa


Selain itu, terdapat 10 provinsi di Indonesia yang memiliki angka kejadian kasus Cacar Api tertinggi seperti provinsi Yogyakarta, Bali, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Timur, Sumatera Barat, Gorontalo, Riau dan DKI Jakarta.² 

dr. Hasbullah menambahkan “Tingginya kasus Cacar Api di wilayah tersebut kemungkinan karena populasi lansia yang tinggi di daerah tersebut dan juga sistem pelaporan kasus yang mungkin lebih baik dari daerah lain.² Perlu diketahui bahwa data yang kami olah hanya 1% dari data klaim JKN dimana hasil masih jauh dari beban yang sebenarnya terjadi di lapangan.”

Beban penyakit Cacar Api juga tergambarkan dari biaya klaim yang dibayarkan oleh JKN untuk perawatan Cacar Api di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Total klaim tertinggi terjadi pada tahun 2021 yaitu sebesar Rp 19,3 miliar untuk rawat inap dan Rp 7,8 miliar untuk rawat jalan. Sementara itu, biaya klaim per individu untuk satu kali rawat inap berkisar hingga 10 juta rupiah dan satu kali rawat jalan berkisar hingga Rp 3 juta rupiah.²

Perlu kolaborasi bersama antara pemerintah, instansi medis, tenaga kesehatan, dan swasta dalam meningkatkan upaya pencegahan penyakit agar tidak menjadi beban berkelanjutan bagi pemerintah, pasien dan keluarganya. 

Memang sih imunisasi dewasa ini belum menjadi prioritas bagi pemerintah, dibanding imunisasi anak, tapi mengingat populasi penduduk dewasa juga cukup banyak, perlu dipikirkan sih. Dulu suami tuh kena Cacar Api di usia produktif, belum sampai 40 tahun. Andai pada saat itu sudah divaksin, mungkin ga akan kena Cacar Api yang bisa mengganggu produktifitasnya.


Belajar dari COVID-19 

Menurut dr. Sukamto, kita bisa belajar dari Pandemi Covid, bagaimana pentingnya langkah preventif dalam melindungi kelompok rentan dari berbagai penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Sebagai bagian dari inisiatif global, World Health Organization (WHO) telah menetapkan tahun 2021 – 2030 sebagai Decade of Healthy Ageing.³ 

Orang dewasa dan lansia pada umumnya mengalami Penurunan Kekebalan Terkait Usia (Age-Related Declined in Immunity/ARDI) yang membuat kelompok tersebut menjadi rentan terhadap infeksi penyakit.⁴

Selain itu, Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua (ageing population), dimana 12% populasi Indonesia adalah lansia pada tahun 2024 dan diperkirakan akan menjadi 2 (dua) kali lipat pada tahun 2050.² Maka, tingginya populasi lansia di Indonesia menunjukkan pentingnya vaksinasi sebagai perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. 

Vaksinasi dapat mencegah lebih kurang 2,5 juta kematian di dunia akibat penyakit menular setiap tahunnya dan pemerintah juga menyadari bahwa kesadaran akan pentingnya imunisasi masih perlu ditingkatkan.¹

Pada acara konferensi pers dan peluncuran White Paper tersebut, Reswita Dery Gisriani, selaku Communication, Government Affairs & Market Access Director, GSK Indonesia menyampaikan, “Vaksinasi pada orang dewasa dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan dan kualitas hidup, bahkan dalam beberapa kasus dapat menekan angka risiko rawat inap hingga setengah kalinya dan menekan angka kematian hingga sepertiganya.¹⁵ Diperkirakan bahwa setiap investasi yang pemerintah lakukan untuk vaksinasi dewasa dapat mengembalikan 4x nilai investasi awal. Sebagai contoh studi di Eropa, sebesar €1 untuk vaksinasi bagi orang dewasa di atas usia 50 tahun dapat menghasilkan pengembalian sebesar €4. Hal ini disebabkan oleh dampak dari pertumbuhan ekonomi, produktivitas, partisipasi tenaga kerja, serta terhadap sistem pajak dan pensiun.¹⁶ GSK Indonesia terus berkomitmen untuk mengembangkan akses pada obat dan vaksin inovatif untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat yang terus berkembang untuk membangun masa depan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Bersama dengan pemerintah, asosiasi medis dan juga tenaga kesehatan, kami akan terus berupaya dalam meningkatkan kesadaran penyakit pada masyarakat salah satunya akan pentingnya pencegahan penyakit melalui vaksinasi. Selain itu, kami memiliki upaya berkelanjutan termasuk media sosial Instagram AyoKitaVaksin dan website edukasi www.kenalicacarapi.com.”

Semoga ya, dengan adanya kajian dan hasil White Paper ini bisa mendorong kebijakan yang lebih baik mengenai cakupan imunisasi dewasa dan lansia.


--------


*Data dari 16 negara di Eropa sebelum pengenalan program imunisasi anak universal.⁷

**Data AS. Mungkin tidak mewakili data global.⁶

Sumber data

1. Efendi. 2024. Urgensi Vaksin Untuk Orang Dewasa. Pusat Analisis Keparlemenan Badan Keahlian Setjen DPR RI. Available From https://berkas.dpr.go.id/pusaka/files/isu_sepekan/Isu%20Sepekan---II-PUSLIT-Maret-2024-576.pdf. Accessed March 2025

2. Sayekti, M., Fattah, R., Nurmadani, L., Yuliyanti, S., Thabrany., H. 2025. A Way To Live Healthier: Overview on Vaccination Landscape for Adults and Elderly in Indonesia: A Case Study for Herpes Zoster. KBI Consulting & Training.

3. WHO. (2021). UN Decade of Healthy Ageing: Plan of Action 2021-2030. www.who.int/initiatives/decade-of-healthy-ageing. Accessed March 2025

4. Weiskopf, D., Weinberger, B. and Grubeck-Loebenstein, B. (2009) ‘The aging of the immune system’, Transplant International, 22(11), pp. 1041–1050. doi:10.1111/j.1432-2277.2009.00927.x 

5. CDC. (2022). Vaccine-Preventable Adult Diseases. Available from https://www.cdc.gov/vaccines/adults/vpd.html. Accessed March 2025.

6. CDC. (2024). Clinical Overview of Shingles (Herpes Zoster). Available from https://www.cdc.gov/shingles/hcp/clinicaloverview/?CDC_AAref_Val=https://www.cdc.gov/shingles/hcp/clinical-overview.html. Accessed from March 2025.

7. Bollaerts, K., Riera-Montes, M., Heininger, U., Hens, N., Souverain, A., Verstraeten, T., & Hartwig, S. (2017). A systematic review of varicella seroprevalence in European countries before universal childhood immunization: deriving incidence from seroprevalence data. Epidemiology and infection, 145(13), 2666–2677. https://doi.org/10.1017/S0950268817001546

8. CDC. (2024). Shingles symptoms and complications. Available from https://www.cdc.gov/shingles/signs-symptoms/index.html. Accessed from March 2025.

9. CDC. (2019). Shingles Transmission. Available from https://www.cdc.gov/shingles/about/transmission.html. Accessed March 2025.

10. Johnson, R. W., Alvarez-Pasquin, M. J., Bijl, M., Franco, E., Gaillat, J., Clara, J. G., Labetoulle, M., Michel, J. P., Naldi, L., Sanmarti, L. S., & Weinke, T. (2015). Herpes zoster epidemiology, management, and disease and economic burden in Europe: a multidisciplinary perspective. Therapeutic advances in vaccines, 3(4), 109–120. https://doi.org/10.1177/2051013615599151. Accessed from March 2025

11. Marra, F., Parhar, K., Huang, B., & Vadlamudi, N. (2020). Risk Factors for Herpes Zoster Infection: A Meta-Analysis. Open forum infectious diseases, 7(1), ofaa005. https://doi.org/10.1093/ofid/ofaa005

12. Cleveland Clinic. (2022). Shingles (Herpes Zoster) Symptoms & Treatment. Available from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11036-shingles. Accessed March 2025.

13. CDC. (2024). Shingles Vaccination. Available from https://www.cdc.gov/shingles/vaccines/index.html. Accessed March 2025.

14. Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI. (2024). Jadwal Imunisasi Dewasa Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI tahun 2024. Available from https://satgasimunisasipapdi.com/jadwal-imunisasi-dewasa/. Accessed March 2025.

15. GSK. (2023). New analysis shows lost ground on adult immunisation during the pandemic with 100 million doses potentially missed. New analysis shows lost ground on adult immunisation during the pandemic with 100 million doses potentially missed | GSK. Accessed March 2025.

16. Vaccines Europe. (2022). Priotising adult immunisation policy in Europe, Available from https://www.vaccineseurope.eu/news/position-papers/prioritising-adult-immunisation-policy-in-europe. Accessed March 2025.


Komentar

  1. aku pernah kena cacar api tapi waktu itu enggak tahu namanya. Lupa deh dikasih obat apa, sepertinya salep dan home treatment aja.

    BalasHapus
  2. duh kok serem ya mba baca part ini "NPH muncul pada lokasi ruam Cacar Api dan rasa nyeri dapat berlangsung berbulan- bulan hingga bertahun-tahun setelah ruam Cacar Api sembuh" apalagi juga case suami mba masih juga terasa bahkan hingga nyeri ke tulang. Semoga dijauhkan dari penyakit ini aamiin...

    BalasHapus
  3. Terima kasih atas artikel informatif ini mengenai Cacar Api (Herpes Zoster). Penjelasan bahwa virus Varicella-Zoster, penyebab cacar air, dapat kembali aktif dan menyebabkan Cacar Api, beneran membuka wawasan. Kisah pengalaman pribadi yang dibagikan memberikan gambaran nyata tentang dampak penyakit ini, terutama nyeri pascaherpes (NPH) yang bisa berlangsung lama dan mengganggu kualitas hidup. Duh, jadi ikut sedih membacanya. Semoga setelah membaca artikel ini, kita jadi sadar bahwa penting untuk punya gaya hidup sehat. Dan bagi kita2 juga yang udah di atas 50 thn sebaiknya konsultasi dgn dokter dan jk diperlukan sebaiknya mendapatkan tindakan vaksinasi.

    BalasHapus
  4. Ya ampuuun mba, aku baru tahu setelah kena cacar air, bisa aja virusnya kambuh menjadi cacar api 😱😱😱. Kalo cacar air akh pernah kena. Cacar api ini amit2 jangan sampe.

    Jadi kepikiran utk vaksin ...

    Namanya herpes zoster yaa. Jujur ya mba, duluuuu sebelum paham ttg cacar, aku pikir herpes itu cuma penyakit yg terkait Ama penyakit kelamin. Makanya aku sempet shock pas Bos ku pernah kena, di leher tapi . Aku mikirnya udh jelek aja 🤣🤣. Ternyata yg dia maksud cacar api ini kali yaa.

    Memang sakit katanya. 😔. Ga kebayang lah, cacar air aja udh tersiksa Krn gatal, gimana cacar api :(

    BalasHapus
  5. Terima kasih mba Maya, sudah membahas Cacar Api yang cukup lumayan jarang aku temukan artikelnya. Soalnya tahun 2022 aku sempat panik dan cari tau gimana cara merawat orang yang kena cacar api, mamer ku kena saat itu mba.

    Rupanya ada vaksinnya ya. Bermanfaat sekali sih ini infonya, lebih baik mencegah dari pada mengobati dan mengalami berapa menyiksanya kehadiran cacar api. Kebetulan mamer ku sudah memasuki fase lansia soalnya.

    BalasHapus
  6. Wah, ngeri banget ya kalo 1 dari 3 punya kemungkinan terkena cacar api. Manalah efeknya lumayan bahaya dan menyakitkan. Tapi sedihnya kalo yang di Indonesia, herpes tuh masih banyak dapet stigma penyakit kelamin ya. Mungkin itu juga penyebab tingkat vaksinasi yang cukup rendah.

    Peer bersama sih gimana caranya supaya vaksinasi bisa maksimal.

    BalasHapus
  7. Ini menolak mitos bahwa orang kena cacar cuma sekali seumur hidupnya ya Mbak, padahal potensi buat kena Cacar Api ada. Orang dewasa memang jarang ada obrolan untuk vaksin pantes aja angkanya sangat rendah banget. Bisa jadi kurang informasi atau memang cenderung abai. Memang soal penyakit, masyarakat lebih banyak penyesalan ketimbang pencegahan, padaha bisa dicegah lho. Ini reminder buat diri sendiri dan keluarga juga sih sebetulnya.

    BalasHapus
  8. Oooh aku pernah kena penyakit ini pas kuliah tapi dulu belum paham kalau cacar api. Rasanya gatel bangeet. ALhamdulillah pas sakit langsung berobat dan sembuh.
    Mau cari info ah vaksin cacar api, buat Saladin.

    BalasHapus
  9. Terima kasih infonya. JAdi tambahan ilmu nih. Saya baru tahu ada vaksin cacar api, selama ini aku tahunya baru vaksin cacar air. InsyaAllah 3 anakku sudah vaksin ini semua. Kalua dulu jaman aku kecil ada vaksin cacar juga tapi kata mamaku beda dengan vaksin cacar air sekarang.

    BalasHapus
  10. pentingnya kewaspadaan tentang cacar api ini, dengan banyak cari wawasan, karena memungkinkan masih ada yang belum engeh sama ini. Sebab bisa saja kebanyakan engehnya sama cacar air.
    tingkatkan pola hidup sehat, dan bisa vaksin juga ya sebagai langkah pencegahan

    BalasHapus
  11. aku pernah kena cacar air waktu sd. kalo nggak salah bekasnya lumayan lama ilangnya. itu aku sampe nggak masuk sekolah semingguan kalo nggak salah.

    cacar air ini sama cacar api beda ya? aku baru tahu ada cacar api. dan untungnya ada vaksinnya ya jadi bisa pencegahan

    BalasHapus
  12. Nah iya. Aku sampai pernah dengar kalau katanya kita tuh wajib kena cacar air gitu minimal sekali seumur hidup. Kalau reaktivasinya jadi cacar api kok ya menyakitkan ya.

    BalasHapus
  13. Saya kena cacar air saat berusia 17 tahun dan itu sekitar 30 tahun yang lalu. Tapi tetap harus waspada ya, karena bisa saja nanti hadir lagi dan menjadi cacar api. Dan Alhamdulillah setelah membaca penjelasannya, saya semakin tercerah. Termasuk harus antisipasi dengan vaksin juga.

    BalasHapus
  14. Ternyata orang yang sudah terkena cacar air bisa juga tertular menjadi cacar api ya. Duh aku agak ngeri, semoga bisa terhindari dari cacar air dan juga cacar api. Tapi alhamdulillah sudah ada vaksinnya ya mbak sekarang

    BalasHapus
  15. Mikir-mikir aku pernah ga ya ngalamin cacar air, lupa-lupa inget, tapi seingetku penyakit ini bikin ribet.

    Miris banget tahu imunisasi dewasa di Indonesia itu masih rendah, 1% dari 1000 penduduk, semoga semua lini,terutama pemerintah lebih perduli dengan data ini sehingga bisa ditingkatkan untuk menyediaan imunisasi dewasa.

    BalasHapus
  16. Dan aku baru tau ada istilah cacar api, tadi di kantor juga baru ada info kalau ada temen yang kena cacar api ini. Aku sendiri belum sempet browsing mengenai cacar api, dan kebetulan mbak Maya ngebahasnya.
    dan kayaknya akhir akhir ini sering disebut cacar cacar di lingkunganku, mungkin lagi rawan penyebaran virus penyebab cacar ya.
    Penting banget ini menjaga kesehatan

    BalasHapus
  17. Sehat termasuk penyintas dari cacar api alias herpes zoroaster ini karena memang ini sebuah penyakit yang menyakitkan dan menyebalkan karena selain panas rasanya juga sakit dan yang paling menyebalkan akhirnya ada bekasnya yang sulit untuk dihilangkan ternyata ada vaksina ya bisa menjadi solusi bagi orang tuanya terkena penyakit ini

    BalasHapus
  18. Wah, aku baru tahu ada cacar api
    Semoga sehat sehat selalu ya kita semua
    Jangan sampai terkena penyakit ini, apalagi buat anak anak
    Kasihan

    BalasHapus
  19. Kemarin aku juga kena cacar, ka May...
    Dan ituu.. subhanallahu.. rasanya gak nyaman sekali.

    Tapi melihat jenis cacar yang banyaakk sekalii, sepertinya.. cacar yang aku idap adalah Cacar monyet. Virusnya memang lagi santer-santernya waktu ituu..
    Ketularannya dari anakku. Dan satu kelas anakku bisa 5-6 anak yang terus menerus bergantian tumbang akibat cacar.

    Serem memang kalau yang namanya virus itu..
    Cara mencegahnya cuma dengan cara jaga daya tahan tubuh.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung, jangan lupa tinggalkan komentar atau pertanyaan ya, biar lebih ikrib 🤭

Postingan Populer